Senin, 29 Juni 2015

Kukila dan Saya

Share it Please
Beberapa minggu yang lalu saya mengambil dari sebuah rak, buku berisi kumpulan cerita, Kukila, karangan penulis favorit saya yang terlebih dulu saya kenal lewat websitenya.

 
 
 
Saya selalu jatuh cinta dengan barisan kata yang dirangkainya. Saya banyak belajar dari Aan Mansyur, terutama tentang memaknai kesendirian, atau mungkin menikmati
 
Menikmati kesendirian.
Kesendirian yang gaduh, kesendirian yang ditemani kata-kata.
 
Lanjut perihal Kukila.
 
Aan Mansyur memang koki yang baik dalam meracik kata-katanya menjadi jamuan yang lezat, apalagi bagi Jomblo orang yang masih sendiri seperti saya.

Usai membacanya, saya sering berimajinasi menjadi manusia di balik kabut, manusia yang dihalangi kabut nasib sehingga dia terlihat begitu jauh, ah nasib itulah jarak pandang. Saya juga pernah membayangkan menjadi manusia di atas perahu, kamu ikan hiu, dan air adalah perasaan yang mungkin menenggelamkan saya. Dan belakangan ini saya berasa menjadi ampas kopi yang ditinggalkan.
 
Mari kita buka lembar-lembar yang membuat hati makin gaduh...


 
1
 
 
"Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tau jalan pulang, untuk itu ia menitipkan surat- kadang kepada sesuatu yang tidak kita duga. Kita menyebutnya kenangan." -Aan Mansyur
Kenangan / masa lalu itu cuma surat, habis dibaca ditutup lagi ya.

 
 
2
 
"Semuanya persis pohon-pohon menemukan hujan yang telah lama mereka rindudoakan. Seperti debu-debu beterbangan yang akhirnya menyatu dengan tanah yang dirindukannya karena hujan." -Aan Mansyur
Mungkin aku pohon dan kamu hujan yang selalu rindu dalam doa masing-masing. Mungkin iya, mungkin gak.

 
 
3
 

"Aku mencintainya, seperti burung kepada angin yang membantunya terbang. Seperti penulis kepada huruf-huruf yang membuatnya dibaca. Seperti sungai kepada laut yang menampung lelah perjalanannya. Seperti laut kepada langit yang menjatuhkan dan mengisapnya berkali-kali" -Aan Mansyur
Aku mau kita jadi siklus yang tak pernah putus, yang pasti kembali dan seperti sediakala.
 
 
 
4
 
 

"Hari itu aku tahu bahwa ada keinginan yang harus aku relakan mendekam di dada saja- atau keinginan itu melukai orang lain, lalu berbalik melukaiku lebih dalam." -Aan Mansyur
 
 
 
5
 

"Setiap aku membaca surat cinta, aku tidak bisa tidak mengingatmu. Bagiku, Mama adalah surat cinta yang tidak berhenti dikirimkan kepadaku. Aku berharap bisa jadi surat cinta balasan bagi Mama, meskipun aku tahu balasanku tidak akan pernah mampu setimpal." -Aan Mansyur
 
Allah dan wajah letih ibulah obat lelah paling nyata.
 
 
*TERIMA KASIH*
 
 


2 komentar:

Aziz mengatakan...

bagus nis :)

HERBAL BAJAKAH KALIMANTAN mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.