Selasa, 10 November 2015

Tugas Malam Inagurasi: Membuat Surat untuk Kaka Tingkat yang Dikagumi

Untuk kakak yang kalau berbicara membuatku jadi susah memalingkan wajah

Surat ini memang nampak hanya selembar kertas, namun di dalamnya ada jerih payahku menerjemahkan fenomena-fenomena alam yang aneh. Akhir-akhir ini gempa sering datang bersamaan dengan munculnya kakak, pelangi pun nampaknya mulai bosan melengkung di langit, kini ia lebih sering kudapati hadir di mata kakak. Sementara hujan, kukira kini ada yang mengalahkan sejuknya pertemuan bulir bening dengan pori-pori tanah, ketika mata kita tak sengaja berjumpa.

Sebenarnya surat ini bukan berisi kekaguman, tetapi berisi hal-hal tak wajar yang belakangan ini kutemui. Yang kumaksud tak wajar ialah: 
  1. Kenapa nama kakak begitu mudah dihafal dan terlintas. Bahkan ketika aku mendapat tugas membuat surat nama kakaklah yang langsung datang.

  2. Kenapa ketika kakak berbicara, kakak berubah menjadi magnet yang menarik perhatian-perhatian atau mengubah kakak dan pandangaku menjadi kutub-kutub yang berpasangan.

  3. Kenapa ketika kakak berbicara suara lain menjadi tidak terdengar. Telinga ini menjadi seperti kabel telpon yang meneruskan suara-suara itu ke dalam pikiran atau recorder yang merekamnya jelas  kemudian di waktu lain memutarnya berulang-ulang.

  4. Kenapa begitu banyak 'kenapa' untuk kakak. 
Sekian dulu ya, Kak. Sebaiknya aku sudahi saja surat ini sebelum 'kenapa-kenapa' lain mulai tumbuh lagi di kepalaku.

Terima kasih telah membaca surat ini hingga akhir. Selamat malam.

Dari seorang yang pikir dan hatinya kau buat gaduh.



Continue Reading...

Selasa, 29 September 2015

Jangan Lupa Jadi Dewasa

Mungkin ini tak masuk akal buatmu
Tapi (perlu kau ketahui) aku serius susah payah membuatnya
Aku pun serius tak punya apapun di hari ulang tahunmu
Jadi, kuhadiahkan perintah-perintah ini untukmu

1.     Jangan takut tersesat
Jikalau kau takut kehilangan lembar bukumu yang kau baca kemarin
Aku yang akan menjadi ujung lembar buku yang kau lipat

2.     Jangan takut jadi berani
Jika kau terjatuh di tengah larimu
Aku yang akan menjadi kain perban yang membalut luka di lututmu
         
3.     Jangan lekas menyerah
Jika kau menemui tebing di ujung perjalananmu
Aku akan ada sebagai parasut yang menyelamatkanmu dari ketinggian

4.     Jangan mengeluhkan keadaan
Jika perahumu terus terkoyak gelombang
Tak masalah, aku akan menjadi dayung yang tetap mengantarmu meski dihantam gelombang di lautan

5.     Jangan takut gagal
Jika istana pasirmu roboh disapu ombak
Aku masih akan menjadi sekop kecil yang selalu bersedia mengais butir-butir pasir pantai bersamamu

6.     Jangan takut bermimpi
Jika satu saat kau merasa lelah memanjat pohon mimpimu
Aku akan menjadi anak tangga yang bersedia ikut menopang lelah pada pijakanmu

7.     Jangan takut kelelahan
Jika di kulitmu tumbuh aliran-aliran peluh
Aku bisa menjadi lembaran apapun termasuk handuk yang jadi basah menyerap keringatmu

8.     Jangan ragu membagi kisah
Jika kau butuh tempat untuk memasang figura-figura kenanganmu
Aku mau menjadi dinding yang kau tanami paku-paku

9.     Jangan bersedih sendirian
Jika pundak-pundakmu lelah disinggahi beban
Ingatlah, kau masih punya dua bahu lagi di pundakku

10.    Jangan lupa jadi dewasa
Selamat bertambah tua




Continue Reading...

Jumat, 18 September 2015

Lembaran Baru (PPSMB 2015)

Hambatan itu mungkin saja sebuah penunjuk arah agar kita tak tersesat lebih jauh lagi. Selagi saya masih muda, ada baiknya saya percaya hal itu. Selagi masih muda jadi inilah waktu yang tepat untuk melatih diri untuk berprasangka baik pada takdir.
 
Hidup ini bukan peperangan melawan takdir.
Kegagalan ini mungkin pesan kasih sayang Tuhan untuk saya. Kekecewaan yang kemarin sempat terbersit mungkin adalah cara Tuhan mengajari saya tentang penerimaan.
 
Beberapa bulan terakhir ini saya diberi kesempatan untuk mencoba dan gagal.
Alhamdulillah beberapa jatah gagal saya telah terpakai tiga bulan terakhir ini.



Plan vs reality

Allah memberitahu saya bahwa yang saya gambar dalam pikiran hanyalah sebuah peta buta dengan skala satu banding ratusan ribu. Ya, peta hanyalah goresan berwarna yang tampak mudah untuk dijelajahi. Cobalah lihat ke lapangan, tak ada gunung yang tak menanjak, tak ada laut yang tak bergelombang, dan tak ada jalan yang tak punya cabang. Tak ada jalan tanpa persimpangan.

Inget bos : "Tulislah mimpi-mimpimu dengan pensil dan serahkan penghapusnya pada Allah supaya Ia menghapus bagian-bagian yang salah"

Well, setelah dua kali ditolak pujaan hati saya, satu universitas yang saya kira bakal jadi jodoh saya, akhirnya sekarang saya terdampar di sini: di Universitas yang keren.
Saya nemu banyak hal baru di sini, teman-teman yang hebat, pengalaman, solidaritas, dan cerita-cerita yang bakal saya simpan sampai tua, cerita buat anak-anak dan cucu.

 
 
PPSMB UGM 2015 membuka lembaran baru saya.
Di sana saya nemu banyak hal yang baru. Tentang tempat baru saya, teman-teman yang luar biasa, tentang apa yang bakal saya hadapi ke depannya, dan gambaran untuk menjadi orang hebat selanjutnya.

PPSMB bukan cuma menumbuhkan kebanggaan pada bangsa dan almamater, lebih dari itu. Kita juga diajak buat mencintai dan mengabdi, serta mencintai pengabdian itu sendiri.

Tri Dharma Perguruan Tinggi yang sempat disampaikan co-fast gugus saya mengingatkan saya bahwa jadi pandai itu kewajiban, bahwa mengimplementasi itu syarat, dan kembali pada masyarakat haruslah jadi tujuan orang-orang terdidik.

So, kalo saya sekarang cuma meratapi nasib kaya jomblo labil yang susah move on saya bakal ketinggalan satu langkah dari temen-temen dan semua orang yang memanfaatkan waktunya dengan baik.

Nah, ini lembar baru dalam buku perjalanan saya.

Herman Yohanes 06
 

Herman Yohanes 06
 

Herman Yohanes 06
 
Herman Yohanes 06
 
Herman Yohanes 06

Hidup saya dimulai lagi di sini. Gak ada waktu buat mengeluh dan sedih.
Saya harus lahir lagi.

Semangat dan jangan lupa bahagia ya, guys.
Continue Reading...

Senin, 29 Juni 2015

Kukila dan Saya

Beberapa minggu yang lalu saya mengambil dari sebuah rak, buku berisi kumpulan cerita, Kukila, karangan penulis favorit saya yang terlebih dulu saya kenal lewat websitenya.

 
 
 
Saya selalu jatuh cinta dengan barisan kata yang dirangkainya. Saya banyak belajar dari Aan Mansyur, terutama tentang memaknai kesendirian, atau mungkin menikmati
 
Menikmati kesendirian.
Kesendirian yang gaduh, kesendirian yang ditemani kata-kata.
 
Lanjut perihal Kukila.
 
Aan Mansyur memang koki yang baik dalam meracik kata-katanya menjadi jamuan yang lezat, apalagi bagi Jomblo orang yang masih sendiri seperti saya.

Usai membacanya, saya sering berimajinasi menjadi manusia di balik kabut, manusia yang dihalangi kabut nasib sehingga dia terlihat begitu jauh, ah nasib itulah jarak pandang. Saya juga pernah membayangkan menjadi manusia di atas perahu, kamu ikan hiu, dan air adalah perasaan yang mungkin menenggelamkan saya. Dan belakangan ini saya berasa menjadi ampas kopi yang ditinggalkan.
 
Mari kita buka lembar-lembar yang membuat hati makin gaduh...


 
1
 
 
"Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tau jalan pulang, untuk itu ia menitipkan surat- kadang kepada sesuatu yang tidak kita duga. Kita menyebutnya kenangan." -Aan Mansyur
Kenangan / masa lalu itu cuma surat, habis dibaca ditutup lagi ya.

 
 
2
 
"Semuanya persis pohon-pohon menemukan hujan yang telah lama mereka rindudoakan. Seperti debu-debu beterbangan yang akhirnya menyatu dengan tanah yang dirindukannya karena hujan." -Aan Mansyur
Mungkin aku pohon dan kamu hujan yang selalu rindu dalam doa masing-masing. Mungkin iya, mungkin gak.

 
 
3
 

"Aku mencintainya, seperti burung kepada angin yang membantunya terbang. Seperti penulis kepada huruf-huruf yang membuatnya dibaca. Seperti sungai kepada laut yang menampung lelah perjalanannya. Seperti laut kepada langit yang menjatuhkan dan mengisapnya berkali-kali" -Aan Mansyur
Aku mau kita jadi siklus yang tak pernah putus, yang pasti kembali dan seperti sediakala.
 
 
 
4
 
 

"Hari itu aku tahu bahwa ada keinginan yang harus aku relakan mendekam di dada saja- atau keinginan itu melukai orang lain, lalu berbalik melukaiku lebih dalam." -Aan Mansyur
 
 
 
5
 

"Setiap aku membaca surat cinta, aku tidak bisa tidak mengingatmu. Bagiku, Mama adalah surat cinta yang tidak berhenti dikirimkan kepadaku. Aku berharap bisa jadi surat cinta balasan bagi Mama, meskipun aku tahu balasanku tidak akan pernah mampu setimpal." -Aan Mansyur
 
Allah dan wajah letih ibulah obat lelah paling nyata.
 
 
*TERIMA KASIH*
 
 

Continue Reading...

Sabtu, 14 Maret 2015

Kamfrets The Explorer


Sabtu, 14 Maret 2015, kami lima bocah SMA yang soktau pemberani (wkwk) dengan niat, bekal makanan, dan pengetahuan seadanya berjalan mengkuti gambar tanda panah warna hijau di sebuah papan di pinggir jalan bertuliskan Curug Sidumoro 5 km

Anisya-Puji-Sahrul-Cincan-Eci
Pohon tak pernah memilih dimana harus berdiri, ia hanya harus tumbuh dimana saja.
Jalanan mulus hanya membawamu pada tujuan, bukan hidup yang berkesan.

Dan bagi kami 5 km itu hoax. 5 km di bayangan kita ternyata terlalu indah, jauh dari kenyataan.
Fighting!
Tapi no problem karena disana kami nemu banyak view yang gak bikin nyesel.

Sahrul

Cincan
Anisya
Entahlah

Satu jam berjalan, mata sudah hampir kenyang liat tanjakan, tapi curug (air terjun) belum juga ada dalam pandangan mata. 

chop chop!

break

Kami naiki satu demi satu tanjakan. kami lewati satu demi satu turunan, tapi gak nongol juga curugnya. Diujung rasa takut nyasar, bertanyalah kami pada seorang bocah:

Dek Curug Sidumoronya masih jauh ga?
Oh ya masih jauh lah mba
Kira-kira berapa jam lagi dek?
Ya dua jaman juga ada
(Disitu lutut kami merasa lemas)

Tapi dua jam pun ternyata hanya hoax, salah kami juga sih kan tanya sama bocah yang naik motor ya.

mana curugnya ya Alloh.....

Mak, dimana curugnya mak.....

Ini dimana ujung jalannya, Mak.....

Hujan deras sempat turun, kami selaku bocah-bocah soktau yang tanpa persiapan dengan terpaksa berteduh di sebuah warung. (Kebetulan di atas ada pemukiman penduduk) Ngopi-ngopi sebentar, makan gorengan sambil harap-harap cemas pada hujan yang belum nampak mereda. 

Sampai hujan sedikit reda, lima bocah itupun kembali meneruskan perjalanan. Ya, hujan-hujanan.

Alhamdulillah, papan yang ini gak hoax

Satu jam kemudian, setelah jalan-jalan tanjakan, turunan, berbatu, dan (sebagian) berlumpur, akhirnya....kami mendengar suara air yang berjatuhan. Debur air yang jatuh dari ketinggian itu mengisi telinga kami. 


hampir nyampe woy

Dikit lagi, mak...


Di ujung anak tangga ini....................akhirnya kami touch down di Curug Sudimoro dengan selamat
.
Dikitttttttttttt lagi.

CURUG SUDIMORO!!!

Touch down!

Empat jam jalan kaki kami pun akhirnya terbayar.
1

2

3

 Biar afdol foto dulu...




Makanan sudah habis, sudah puas juga main air, ambil foto, tenaga juga udah ngumpul, hari juga kebetulan udah sore....yah kita kudu pulang deh.

ayo pulangggg
Sekian main kita hari ini, entah besok masih bisa mbolang lagi atau gak sama anak-anak ini.
Semoga masih ada kesempatan lagi setelah lulus dari SMA ya temen-temen.
Terima kasih buat hari ini :))



Alloh itu adil, pasti adil. Ketika sakit itu ada, pasti obat diciptakan.
Ketika sedihmu dirasa meluap-luap tak tertampung lagi...maka carilah teman. Ia bukan menampung sedihmu, tapi menuangkan harapan-harapan baru padamu.




Sampai jumpa di post berikutnya
Continue Reading...

Rabu, 11 Maret 2015

Catatan Sebelum Lulus


XII IPA 3 angkatan 2014/2015
Gak terasa, rasanya baru kemarin saya diantar ibu naik motor buat ikut tes masuk sekolah dasar di SD Negeri 2 Gombong pakai baju warna biru tua.

Bahkan saya masih ingat soal tesnya, di sebuah lembar kertas buram yang berisi empat buah gambar dan saya harus menuliskan ayah, ibu, adik, dan kakak sesuai dengan gambar yang cocok.

Ah, sekarang saya udah besar...
Sudah mau ujian, sudah hampir lulus, dan sebentar lagi masuk perguruan tinggi (aamiin)

SMA Negeri 1 Gombong angkatan 49

Dua belas taun ini adalah tahun-tahun yang hebat, tahun dimana saya menghadapi ujian-ujian di sekolah dan ujian kehidupan, tahun yang kelak bakal dikenang.
Dua belas tahun ini adalah tahun-tahun terberat yang menguatkan saya.

Sekarang bahu saya sudah lebih terampil membawa beban, hati saya mulai kebas dari serangan galau, dan muka saya.... ya emang gini, flat.

Kadang kita cuma disediakan satu jalan untuk sampai ke tujuan. Waktu kita mengeluh karena angkot ngetemnya lama tapi masih harus tetep nunggu, waktu hari sudah mulai gelap tapi hujan belom juga reda, waktu laper tapi uang jajannya abis, waktu jalan digenangi air tapi tak bisa putar balik, disitulah kita tak dihadapkan pada pilihan. Kita harus bersabar dan jalani.

Ketika diuji terkadang kita tak sadar sekaligus sedang dikuatkan. Ketika ujian kita lebih berat dari ujian orang lain terkadang kita tak sadar sedang diberi perhatian lebih oleh Alloh.

Tahun-tahun yang saya lewati sejak Agustus 2003 membuat saya jauh lebih kuat sekarang. Alloh begitu baik pada saya. Alloh cuma memberikan satu jalan yang berat bagi anak manja seperti saya dan saya beruntung karena tak diberi pilihan, disitu saya bersyukur karena tak diberi peluang untuk tersesat.



Continue Reading...

Sabtu, 07 Februari 2015

Bocah-Bocah Busuk

Assalamu'alaikum wr.wb.

Sebelum post ini dimulai saya mau minta maaf dulu pada pemilik wajah-wajah yang ada di foto berikut ini: 
(kiri bawah) Uce-Cewiwin-Memes-Micel-Veces-Sesik-Anice
Mohon maaf teman-teman,  maksud saya cuma mau mencemarkan nama baik ngepost aja kok.

Mari kita mulai postnya...

Alkisah di sebuah titik di planet bumi, di sebuah dataran yang subur dan kekayaan alam yang melimpah, di sana hiduplah tujuh remaja alay yang sedang tumbuh jadi dewasa. Tujuh remaja labil yang hampir lulus dari SMA/SMK dan tinggal beberapa jengkal dari cita-citanya. (cielah)

Kami adalah sekumpulan girlband manusia yang bahagia. Kami bertujuh adalah manusia yang saling mengasihi, namun berakal busuk dan ingin membagikan penderitaan kepada satu sama lain. Alhasil setiap salah satu ada yang ulang tahun tercetuslah ide-ide jahat berbau busuk. 

Berikut ini saya jabarkan chart yang menunjukkan tingkat kebusukan kami :



Berikut adalah moment-moment membahagiakan yang sempat diabadikan: 


Wajah bahagia Veces
Teriakan bahagia Veces
Semua dari kami memang berakal busuk, tetapi punya tingkatan yang berbeda-beda. Contohnya yang berikut ini, namanya Cewiwin, kalo diukur sesuai dengan level Maicih, teman saya yang satu ini menduduki level puncak, 12.
Tapi yang paling busuk pun akhirnya dibusuki :)

Jebakan batman pun sukses.
Akhir dari jebakan batman

Selain memiliki banyak ide busuk cemerlang, kami juga pembuat adoanan yang mahir. Contohnya yang berikut ini. FYI, adonan spesial ini dibuat dari telur bebek, tepung, air, dan beberapa sendok jelantah ikan yang kami racik dengan sepenuh hati.

Eksekusi adonan
Berikut adalah wajah manusia-manusia yang lupa sejenak akan karma yang pedih:
1
2
3

4
Saya gak ngerti kenapa ngepost begini, yang saya tau kami bakal lulus sebentar lagi, bakal jauh, dan entah sempat atau gak buat bikin menderita satu sama lain.

Selain itu, nanti mungkin kita sudah tambah tua, juga makin dewasa dan mungkin kemampuan kita buat menciptakan ide-ide busuk bakal menurun. 
 
Jadi pesan saya, tetaplah jadi bocah, tetaplah jadi busuk :))

Bahagia di atas kebahagiaan orang lain
Acar penutup: Sesi foto bareng korban
Sekian post saya kali ini,

Pesan sponsor: "Berbagi bahagia bersama orang lain akan membuatmu selalu diingat, tapi menderita bersama-sama orang lain membuatmu akan selalu dikenang. "

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Sampai ketemu di post selanjutnya

Continue Reading...